Senin, 21 November 2011

Sumber Daya Alam-Gift or Curse

Kajian Hubungan Internasional
Sumber Daya Alam-Gift or Curse (berkah atau kutukan)



Sebelum gw masuk dalam pembahasan, gw akan menyamakan persepsi dahulu.  Sumber daya alam adalah gas alam, minyak bumi, dan hutan serta sumber daya lainnya yang tidak dapat diperbaharui. Definisi mendetilnya kita semua tahulah. Maka dari viewpoint ini, kita sudah dapat menyebutkan negara2 yang sekiranya memiliki SDA ini. Yang dalam beberapa tingkat kaya akan hal ini. Mari kita permudah, Kuwait, Brasil, Afganishtan, beberapa negara afrika dan tentunya, Indonesia, yang merupakan finalis SEAG Football setalelah mengalahkan vietnam 2-0, gol tibo dan patrich (loh?). Negara ini cenderung merupakan negara berkembang dan cenderung tidak akan berkembang (Kok Pesimis bung?), ada hukum yang menyalahkan kalau gw pesimis? Apakah boys n girls kita sudah melihat sebuah pola? Adakah polanya? Tentu ada! Guys n girls, coba deh, renungin, kenapa banyak negara yang dijajah? Apakah karena iseng2 berhadiah, barangkali nemu jodoh gtu di tanah orang? Bukan, tapi 3G, bukan sinyal dan bukan penyanyi cilik! Gold, Glory, Gospel. Gold maan! itu kan pola kita? So negara mana yang dulu banyak dijajah? Negara kaya SDA tentunya, walau gak semua. Itu pola pertama. Pola kedua, dalam HI (dan tentunya semua mengerti ya) bahwa ada teori bargaining. SDA bisa merupakan daya tawar bagi negara yang dapat mengelolanya. Betul? Tapi kecenderungan itu berubah paska revolusi Timur tengah. Negara kaya tersebut sudah tidak lagi 100% berdiri diatas ‘keinginan’ mereka. Kenapa? Tentunya ada efek dari dikte-dikte dari negara2 yang berkepentingan. Kalau mereka tidak diindahkan, tentu efeknya seperti di lybia, mesir dan suriah. Memang tidak ada bukti kuat yang mendukung, tapi ini merupakan hal yang sudah umum diketahui. Sama seperti aparat negara yang gemar menangkap roda dua. Senang sekali sepertinya menerima uang damai. Sama, sudah diketahui umum, tapi tidak di gubris secara  gamblang. Pola ketiga, depedensi, ketergantungan. Ibarat kartel narkoba, kelas gurame, kelas tuna, kelas lobster, itu mereka gak akan meninggalkan petani atau ladang ganjanya. Ditindas tapi dipelihara. SO? Negara SDA kaya tidak di duduki begitu saja, tapi dijajah tidak kasat mata, dipelihara, tapi tak maju. Mau bukti? Saya kirim lewat email, kalo disini kepanjangan guys n girls.
SO kesimpulan pola tersebut :
1.      Negara kaya SDA merupakan bekas kolonialisme DAN tampaknya masih akan begitu tanpa terasa
2.      Bargaining yang tinggi tidak memungkinkan negara maju membiarkan negara kaya SDA bermain-main dengannya.
3.      Depedensi, ketergantungan menciptakan keharusan negara tersebut ‘diawasi’ dan tidak ‘dibebaskan’ demi keamanan negara maju
Lalu hubungannya dengan judul? Pola negara maju adalah negara yang berjualan jasa betul? Singapura, AS, Australia, Jepang, Taiwan, mereka punya SDA tapi tidak akan diekspos karena mereka tahu benar, SDA adalah bumerang mereka! Ya, negara maju tahu mereka tak bisa buat SDA, maka mereka berjuang ‘jualan’ yang lain. Jasa, industrialisasi, dkk. Namun lihatkan boys n girls, SDA mungkin adalah kutukan bagi negara! Kok bisa yah? Lihatkan 3 pola diatas? Itu alasannya. Negara maju tidak akan gegabah menunjukan SDAnya, buat apa? Kalau akhirnya kena 3 hal itu? Negara maju memelihara hubungan ini. (Lagi, buktinya akan saya email). Bargaining? Itu Bulls**t.  Ada negara yang benar2 berlama2 memberi embargo minyak? Kenapa gak negara Tim-Teng bersatu kasi aja tuh AS embargo minyak. Kalo gk colapse amriik, udah ditimpa krisis, di embargo lagi. Gak terbang F16 nya! Itu hal yang diantisisapi oleh negara maju. Seandanya PD II dimenangkan oleh NAZI dkk, mungkin terlihat jelas sekali.
SO boys n girls, SDA itu gift or curse, berkah atau kutukan yah? Seandainya Indonesia gak kaya SDA, mungkin kita sudah maju, gak percaya? Inget, Sriwijaya dan Majapahit gak jualan MINYAK loh, tapi barang jadi (tekstil) dan jasa (pajak diperairan). Wise n Jack!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar